Uni Soviet merupakan sebuah negara komunis di Eropa Timur dan Asia Utara yang berdiri sejak November 1917 ( menurut kalender Gregorian ) sampai pada tahun 1991. sampai tahun 1917, Rusia merupakan kerajaan atau kekaisaran dengan seorang Tsar sebagai kepala negara. Pada masa dinasti Rumanov,
Rusia banyak mengalami peristiwa politik baik dari dalam negeri maupun
luar negeri serta banyak mengalami persinggungan politik, diantaranya
adalah konflik dengan pemerintahan Perancs pimpinan Napoleon Bonaparte.
Setelah Revolusi Bolshevik, Imperium Rusia berganti menjadi system
sosialisme yang membawa Rusia kepada posisi negara adikuasa. Namun,
kemudian system ini runtuh dan digantikan dengan system demokrasi ala barat.
Uni
Soviet runtuh pada tahun 1990-an, namun, ketika menjelang pertengahan
tahun 1980-an, Uni Soviet mengalami krisis ekonomi dan politik.
Kemerosotan ekonomi akibat korupsi dan bobroknya birokrasi serta budaya
politik yang makin monolitik semakin memperkuat apatisme masyarakat.
Penempatan kekuatan militer Uni Soviet di kancah konflik internasional
seperti di Afganistan dan di negara-negara Eropa Timur membutuhkan
biaya yang sangat besar yang tentu saja menyedot dana domestic yang
tidak sedikit. Sementara insdustri yang sudah terpola pada industri
berat yang ditujukan untuk menopang hegemoni Uni Soviet tidak
memnerikan jalan keluar yang dibutuhkan masyarakat berupa perbaikan
taraf hidup. Menurunnya tingkat kesejahteraan yang tajam semakin
memperuncing konflik-konflik yang tumbuh di dalam negeri.
Kondisi
tersebut di atas memaksa para petinggi negara dan pemimpin partai
untuk mengadakan koreksi atas kebijakan parta dan politik Uni Soviet
secara umum. Tidak hanya itu, peninjauan ulang terhadap strategi system
sosialismepun lalu dianggap sebagai langkah yang mampu menjawab
berbagai krisis yang menimpa. Sehingga lahirlah program Glasnot dan
Parestroika yang dihembuskan oleh Mikhail Gorbachev.
Peta wilayah Uni Soviet
Kebijakan
Glanot dan Parestroika yang dijalankan pemerintah Gorbashev membawa
pengaruh bagi semakin menguatnya gerakan separatisme , akibat semangat
keterbukaan dan demokratisasi yang menjadi inti dari kebijakan
tersebut. Berbagai konflik antar etnis yang selama ini tersembunyi,
mulai muncul konflik terbuka. Selain itu, ketidakmampuan pemerintah
pusat dalam mengangani masalah ekonomi juga semakin mendorong
ketidakpuasan di republik-republik konstituen Uni Soviet. Ketidakpuasaan
ini pada gilirannya mendorong munculnya kekuatan oposisi setempat yang
mulai menyuarakan ide-ide separatisme. Munculnya gerakan dan partai
politik seperti “ Ruh “ di Ukraina, “Sayudis” di Lithuania dan
sebagainya menjadi pusat-pusat gerakan kemerdekaan republik-republik
terhadap kekuasaan pusat.
Di
Uni Soviet, konsep reformasi yang dibawa oleh Gorbachev melalui
Parestroika ( keterbukaan ), berubah menjadi badai yang meruntuhkan
pilar utama rezim dictator partai komunis. Rezim yang berkuasa sejak
tahun 1917 dan menjadi kekuatan hegemoni dengan senjata-senjata
pemusnah massalnya, ternyata rapu. Rakyat di negara-negara bagian Uni
Soviet bangkit secara serempak. Kesadaran rakyat atas hak-hak
politiknya mulai muncul. Mereka merasa berhak untuk memilih
pemimpin-pemimpinnya, membentuk partai politik, dan menentukan status
daerahnya sendiri melalui referendum. Akibatnya terjadi perang saudara
ketika kekuasaan pemerintahan pusat mengalami kevakuman akibat
reformasi. Hal ini kemudian menyebar kepada negara-negara satelit Uni
Soviet lainnya di Eropa Timur dan Afrika.
Sehingga
dapat dikatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet akibat dari kegagalan
program Glasnot dan Parestroika. Negara-negara pecahan Uni Soviet yang
sekarang ini terbentuk berkat kebijakan dari Presiden Mikhail Gorbachev
yang mencuatkan Glasnot dan Parestroika. Negara-negara pecahan Uni
Soviet terbentuk berkat kebijakan dari Presiden Uni Soviet Michael
Gorbachev yang pada 1990 mencuatkan Glasnot dan Perestroika. Salah satu
isi dari kebijakan itu adalah negara-negara bagian boleh memisahkan
diri dan menjadi negara sendiri. Maka di Asia Tengah lahirlah Turkmenistan, Uzbekistan, Kazakstan, Kirgistan, dan Azerbaijan. Sedangkan di Eropa Utara muncul Ukraina, Belarusia, Latvia, dan Estonia. Di Eropa Timur lahir Georgia dan Armenia. Masih ada satu lagi di Asia Utara bagian timur, yakni Cechnya, yang kini masih bergolak meminta kemerdekaan dari Rusia.
Faktor
lain yang menjadi penyebab keruntuhan dari Uni Soviet adalah
keberhasilan dari liberalisme. Seperti yang penulis ketahui bahwa Uni
Soviet merupakan symbol dari sosialisme sedangkan AS adalah symbol dari
liberalisme. Strategi AS
untuk menghadapi Uni Soviet lewat containment policynya telah
berhasil. Selain itu, negara-negara yang mengikuti bentuk liberalisme
mengalami kemajuan yang pesat. Berbeda halnya dengan system sosialisme
yang dianut oleh Uni Soviet di mana telah melahirkan stagnasi ekonomi
yang berdampak buruk bagi Uni Soviet itu sendiri.